Contoh Cerpen Remaja

CERITA CINTA MIKO


Siang ini Miko berniat untuk cari makan di luar. “Uda laper banget, dari pagi belum makan”, gerutu Miko. Saat di jalan  tiba-tiba saja ada motor yang melaju dengan kecang hendak menyerempet Miko. Dengan motor kesayangannya, lalu Miko mengejarnya. “Mas, kalo naik motor hati-hati ya, untung tadi gak kecelakaan”, kata Miko. Betapa kagetnya Miko ternyata Gama berboncengan mesra dengan Tata. Miko lekas menyetop mereka. “Mau kemana kalian?”, Miko tampak marah sekali dengan mereka. Tata menjawab dengan terbata-bata,“Ka... ka... mi mau...”. “Udahlah Ta, kenapa kamu berbohong dengan ku, katanya ada acara keluarga? Apa ini yang namanya acara keluarga, berboncengan mesra sama Gama?”. Tata hanya menunduk dan terdiam. Nampak dia menagis dan tak mampu lagi berkata apa-apa. “Dan kamu Gama, kamu itu sahabatku, kamu tau siapa yang kamu boceng itu. Tata pacarku. Kenapa kamu tega dengan ku?”. Perasaan Miko saat itu seperti tersambar petir berpuluh-puluh kali.
Sudah satu bulan ini Tata dan Gama berpacaran diam-diam tanpa sepengetahuan Miko. Dengan takut-takut kemudian Tata angkat bicara, “Maafkan aku Mik, aku menyayangi Gama. Gama yang selalu ada untukku. Aku ingin jujur denganmu tapi aku takut kalo aku terlalu menyakiti hatimu”. Miko sedih, sakit hati, dan sangat kecewa dengan pacarnya yang menghianatinya itu, tapi Miko berusaha menenangkan dirinya dan tetap tegar. “Sudahlah, kalo kalian saling mencintai aku iklas. Ta, aku rela kamu bersama dengan Gama. Kalo ini lebih baik dan membuatmu bisa bahagia aku rela. Maafkan aku, yang selama ini tak bisa membahagiakan kamu”. “Miko maafkan aku”, kata Tata sambil memeluk erat Miko. Miko tak sanggup lagi menahan haru. Masih tak percaya ketulusan cintanya dibalas dengan seperti ini. “Gama, tolong jagain Tata, bahagiakan dia dan jangan kau sakiti hatinya”, kata Miko sambil menahan haru. “Pasti Mik, maafkan aku. Aku harap kamu masih mau menjadi sahabatku”. “Pasti”, senyum Miko sedikit mengembang.

Dikamar, Miko tampak murung dengan kejadian siang tadi. Dia sedang menulis sesuatu.

HILANG

Tak ada kata yang bisa diucap

Tak kan ada lagi suara yang perlu didengar

Rasa, keinginan

Yang penuh harapan

Kini musnahlah sudah


Kata demi kata

Kini telah semua terbuka

Dan kini 

hanya tinggal kenangan yang ada


Dan tak perlu diingat

Aku bukanlah sesuatu yang perlu diingat

Dan aku bukanlah

sesuatu yang perlu dikenang

Namun nafasku ini mencoba bicara 

Dan hidup dari kenyataan yang ada


Di taman, sore itu Miko bertemu dengan Yosi, teman lamanya. “Yos, siapa? Cewek barumu ya?”, tanya Miko sambil mengambil HP di sakunya. “Oh... ini... kenalin Nadya temanku”. “Nadya”, sambil memperlihatkan senyum manisnya. “Aku Miko”, kata Miko dan membalas senyumannya. Mereka bertiga bercanda ria ditaman itu sampai tak terasa hari mulai gelap.

Di kamar
Handphone Nandya berbunyi dan dia pun bergegas untuk mengangkatnya. Ternyata telepon dari Miko. Miko mengajaknya makan. Nadya sangat senang mendengarnya. Hatinya berbunga-bunga. Sejak tiga bulan yang lalu mereka berkenalan di taman itu, Miko dan Nadya sepertinya semakin akrab. Hubungan mereka semakin dekat. Dan Nadya pun sepertinya ada sesuatu.

Minggu pukul Sembilan, Nadya udah siap didepan pintu rumah dengan dandanan ala kadarnya, menunggu Miko. Seperti janji Miko kemarin dia akan menjemputnya. Tak berapa lama kemudian Miko datang. Segera saja mereka menuju tempat makan yang sering dikunjungi Miko dan teman-temannya. Setibanya di sana Miko kaget, Gama dan Tata juga ada di sana. Miko pun memperkenalkan Nadya dengan mereka.

Seperti biasanya setelah pulang sekolah Miko langsung ngeloyor masuk kamarnya. Akhir-akhir ini Miko selalu kepikiran dengan Nadya. Memang dia tak secantik Tata tetapi kesederhanaan dan penampilannya yang apa adanya itu membuat Miko selalu dag-dig-dug (seperti suara kendang) bila bersamanya, apalagi dengan sikapnya yang pemalu membuat Miko gemas dengannya. Sejak ada Nadya, perasaan Miko terhadap Tata mulai pudar.
Sore itu Miko mengajak Nadya ke taman, tempat mereka pertama kali bertemu. Di situlah Miko mengungkapkan perasaanya terhadap Nadya, ternyata Nadya juga merasakan hal yang sama. Dan singkatnya sejak berpacaran, mereka  sering jalan-jalan atau sekedar berkumpul bersama dengan Gama dan Tata. Mereka berempat terlihat semakin akrab.

Bunyi bel pulang sekolah pun berbunyi, Nadya tampak ceria karena akan dijemput Miko. “Ringgg” tanda pesan masuk di HP Nadya. “Maaf sayang, aku ada les tambahan. Aku gak bisa jemput tapi aku uda nyuruh Gama menjemputmu. Gak papa kan?”. Nadya sedikit kecewa. Tak lama kemudian Gama datang, kemudian Gama mengantarkan Nadya pulang.
Sesampainya di rumah Nadya, Gama ngobrol ngalor ngidul. Tiba-tiba Gama mengaku kalau dari pertama ketemu, dia sudah mengaguminya dan perasan itu lama-lama menjadi rasa cinta. Betapa terkejutnya Nadya. “Kamu itu tidak punya perasaan, aku itu pacar sahabatmu. Kalo Miko tahu bagaimana perasaannya?”. Gama hanya terdiam. Saat itu, Nadya tidak mengetahui kalo Tata dulu juga pacar Miko. “Kamu itu juga masih punya Tata, apa kamu tidak memikirkan perasaan Tata?”, Nadya menunduk. “Iya aku tau perasaanku ini salah, tapi aku tidak bisa bohongin perasaanku. Dulu Tata sayang sama aku dan ketika dia sakit dia memintaku untuk jadi kekasihnya. Aku tak tega melihatnya dan aku pun menerimanya”. Mereka berdua terdiam sejenak. “Makasih kamu uda cinta sama aku, tapi tolong hapus rasa itu. Aku tak ingin persahabatan kalian putus. Aku tulus mencintai Miko dan aku sudah mengangkapmu sebagai sahabat baikku”.

Malam minggu
Pintu rumah Miko diketuk oleh seseorang. Miko membuka pintu. Terlihat Tata menagis kemudian memeluk Miko. “Ada apa Ta, masuk sini”, Miko mempersilakan masuk rumah. Tata mengatakan bahwa mereka sudah putus dan menceritakan semua tentang Gama. Dan Miko pun terkejut mendengarnya, tak menyangka kalo Gama suka dengan Nadya. “Mik, maafkan aku, ternyata selama ini aku salah. Kamu yang tulus mencintaiku tapi ku sia-siakan. Aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku masih sayang sama kamu dan aku cemburu melihatmu dengan Nadya, aku baru menyadari kalo perasaanku dengan Gama ini hanya sesaat”, kata Tata dengan air mata yang terus menetes. Tetapi Miko tak mungkin menghianati Nadya, walaupun masih ada sedikit sayang dengan Tata, Miko gak akan menghianati Nadya yang tulus mencintainya. Mendengar seperti itu Tata tetap berharap dan akan menunggu Miko sampai mereka seperti yang dulu lagi. “Mik, kamu ingat dengan ini?”, Tata menunjukkan sebuah kalung. Miko pun mengangguk, dan dia mengambil pasangan dari kalung yang ditunjukkan Tata tadi. Kalung tersebut adalah kenangan saat mereka masih bersama. “Jika memang kamu mencintainya, tolong ini berikan kepada Nadya”, Tata memberikan kalung itu kepada Miko. Miko hanya mengangguk. Tata ingin bertemu dengan Nadya malam ini juga, dia ingin menyampaikan sesuatu denganya. Lantas Tata meminta Miko untuk menjemputnya, tapi Nadya tak bisa bertemu malam ini. “Ta, besuk aku antar kesana ya. Nadya tak bisa malam ini”, kata Miko sambil menghapus air mata Tata. “Ya sudah, besuk aku kesana sendiri saja. Aku minta alamat Nadya, aku ingin sekali menyampaikan sesuatu dengannya”.

Minggu pagi Tata siap untuk pergi ke rumah Nadya. Dia sedikit bingung mencari rumah Nadya. Tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil yang melaju kencang, dan “Prraakk” tabrakkanpun tak terhindarkan. Langsung Tata dibawa ke rumah sakit.
Miko terlihat gelisah dan terus memikirkan Tata. Dia bolak balik melihat HPnya, tak ada satupun pesan masuk dari Tata maupun Nadya sampai-sampai dia tertidur. “Riiingg”, Miko terbangun karena bunyi ponselnya. Ada pesan masuk dari Andra (teman Tata) mengabarkan kalo Tata meninggal jam 10 siang tadi. Miko terkejut dan segera pergi ke rumah Gama dan mengajaknya ke rumah Tata. “Aku tak peduli lagi dengan Tata”, kata Gama. Miko tak sempat berkata apa-apa lagi dan langsung pergi menuju rumah Tata karena sudah jam 3 sore.
Sesampainya di rumah nenek Tata, ternyata sudah sepi dan jenazah Tata sudah dibawa ke rumah orang tuanya di Cirebon. Miko tak bisa menahan air matanya. Dia tak sempat melihat Tata untuk yang terakhir kalinya. Miko tak menyangka pertemuan malam tadi adalah pertemuan terakhirnya dengan Tata yang masih sangat berharap dengan Miko.
______________________________________

0 Response to "Contoh Cerpen Remaja"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel